Pengertian Filsafat Islam
Filsafat berasal dari kata Yunani yaitu philos dan sophia.
Philos yang berarti cinta dan dalam arti luas yang berarti keinginan.
Sedangkan sophia yang berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Secara
etimologi filsafat berarti cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran. Hasan
Sadzili mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran.[1] Jadi, filsafat adalah
cinta kepada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan
kebijaksanaan.
Menurut
Moh. Hatta dan Langeveld, filsafat tidak perlu diberikan karena setiap orang
memiliki titik tekan yang berbeda dalam mendefinisikannya. Oleh karena itu,
beliau membiarkan seseorang meneliti filsafat terlebih dahulu kemudian
menyimpulkannya sendiri.[2] Plato
menyebut Socrates sebagai seorang philosophos (filosof), yakni pecinta
kebijaksanaan. Sebelum Socrates, ada suatu kelompok yang menyebut diri mereka
sophist (kaum sofis) yang berarti para cendekiawan.[3] Plato
mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada. Menurut
Aristoteles filsafat adalah menyelidiki sebab dan azas segala benda. Karena
itu, Aristoteles menamakan filsafat dengan “teologi” atau “filsafat pertama”.
Karena itu Aristoteles menyimpulkan bahwa setiap gerak di alam ini
digerakkan oleh yang lain, dari hasil pemikirannya secara komprehensif sesuatu
yang bergerak tentu tidak terlepas dari sesuatu yang bermateri tentulah dua
yang berpotensi untuk bergerak.[4]
Al-Farabi mengatakan bahwa
filsafat adalah pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki
hakikat yang sebenarnya.[5] Menurut
Sultan Takdir Alisjahbana berpendapat bahwa filsafat adalah berpikir dengan
insaf.[6] Fuad
Hasan berpendapat, bahwa filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal
dalam arti mulai dari radixnya sesuatu gejala, dari akarnya sesuatu yang hendak
dipermasalahkan. Dan dengan jalan penjagaan yang radikal itu filsafat berusaha
untuk sampai kepada kesimpulan yang universal.[7]
Filsafat
adalah pandangan yang menyuluruh dan sistematis, dikatakan begitu karena
filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan, melainkan suatu pandangan yang dapat
menembus sampai dibalik pengetahuan itu sendiri. Dikatakan sistematis karena
filsafat menggunakan metode berfikir secara sadar, teliti, teratur, serta
sesuai dengan hukum-hukum yang ada. Adapun filsafat Islam adalah
pemikiran-pemikiran filsafat yang memberikan kontribusi pada Islam dan
sebaliknya Islam menggunakan filsafat untuk memperkuat prinsip-prinsip agama.
Salah satu prinsip dalam filsafat adalah berpikir radikal, yang berujung pada
pengakuan bahwa alam ini disebabkan oleh suatu zat yang tidak tergantung
siapapun. Dalam bahasa agama zat tersebut adalah Tuhan.
[1]
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya 1990), hlm. 8.
[2]
Ibid, hlm. 432
[3]
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang
1973), hlm. 23.
[4]
K. Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, (Yogyakarta: Kanisius 1981), hlm. 155.
[5]
Ibid, hlm. 43.
[6]
Amsal Bakhtiar, Tema-tema Filsafat Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2005), hlm.
9.
[7]
Amsal Bakhtiar, Tema-tema Filsafat Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2005), hlm.
10.
-photo source : republika.co.id
-photo source : republika.co.id